Peringatan Maulid Nabi di MTS-MA NU Nahdlatul Fata, Gus Ghozi Ajak Generasi Muda Mengembangkan Ilmu

Peringatan Maulid Nabi di MTS-MA NU Nahdlatul Fata, Gus Ghozi Ajak Generasi Muda Mengembangkan Ilmu

07-09-2025, 08:55 WIB

SUBEKHAN, S.Ag., M. Pd.

Dalam rangka membangun karakter siswa dan mensyiarkan ajaran agama, MTS-MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan hari ini, Sabtu 6 September 2025 menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Kegiatan yang melibatkan ratusan siswa-siswi, Dewan guru dan Tenaga Kependidikan digelar di masjid Baitu Hidayatit Taqwa Petekeyan Jepara. Hadir Kepala MTs Nahdlatul Fata H. Subekhan dan Kepala MA NU Nahdlatul Fata H. Nur Khandir. Bertindak sebagai pembicara K. Ghozi Abdul Rohman, Pengasuh Pondok Pesantren Salaf- Modern Nurul Huda Mantingan Jepara.

Mengambil tema, " Meneladani Nabi sebagai Budaya Islami", acara diawali dengan rentetan shalawat Nabi oleh grup hadlrah El Fata yang diikuti seluruh jamaah yang hadir pada acara tersebut. Rancak rebana dan calty menambah semangat bershalawat. Seluruh peserta duduk berbaris rapi dan khidmat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dipandu Host Ines Naura Fauzia dan Kamila Sausa Nabila. 

H. Nur Khandir, Kepala MA NU Nahdlatul Fata dalam sambutannya mengapresiasi kepada petugas kegiatan yang diisi oleh siswa-siswi, di antaranya pembaca Tilawatil Qur'an oleh Bilal Din Ali, Tahlil oleh Haris Husain, dan pembacaan Maulid Nabi dari grup Hadroh El Fata.

Lebih lanjut Kepala Madrasah mengajak kepada siswa-siswi untuk meneladani Nabi baik Akhlaqnya maupun perjuangannya.

" Baginda Nabi Muhammad Saw. tidak hanya memberi nasihat, tetapi beliau memberi contoh secara langsung. Sejarah mencatat Nabi memimpin langsung peperangan 27 kali ( ghozwah) sedangkan 38 kali beliau tidak ikut berperang ( sariyah). Nabi berjuang tidak hanya jiwa raganya, tetapi juga harta bendanya digunakan untuk berjuang. Ini membuktikan bahwa perjuangan Nabi Muhammad Saw. secara totalitas, lahir batin, dengan jiwa dan harta. Inilah yang patut kita teladani dari beliau, Baginda Nabi Muhammad Saw. ", tutur H. Nur Khandir.

K. Ghozi Abdul Rohman yang didaulat menjadi pembicara berpesan agar peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.  menjadi momentum yang dapat menggugah semangat untuk menghidupkan sunnah- sunnah Nabi ( ihyaus sunnah), meneladani Nabi, baik dalam personality maupun kiprah dan perjuangannya. 

" Mari kita terus belajar menguasai berbagai ilmu, baik ilmu umum maupun agama, karena hidup harus balance.  Lanjutkan belajar kalian nanti, karena tugas kita adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu yang diwariskan Nabi kepada para ulama. Nabi tidak mewariskan harta dan benda, tapi  yang beliau wariskan adalah Ilmu. Oleh karena itu, kita berkewajiban menjaga warisan tersebut dan meneruskan pada generasi berikutnya.", tegas Gus Ghozi. ( Sub)





Artikel Lainnya

Gambar MENGUKUR CAPAIAN MUTU PENDIDIKAN DAN CAPAIAN AKADEMIK, MA NU NAHDLATUL FATA GELAR TKA 2025
05-11-2025, 10:55

MENGUKUR CAPAIAN MUTU PENDIDIKAN DAN CAPAIAN AKADEMIK, MA NU NAHDLATUL FATA GELAR TKA 2025

Jepara (5/11) TKA atau Tes Kemampuan Akademik adalah asesmen yang digunakan untuk mengukur capaian akademik siswa pada beberapa mata pelajaran tertentu. TKA menggantikan Ujian Nasional (UN) dan disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk menjaga mutu pendidikan nasional. Tes ini dilaksanakan secara standar dan dapat dilakukan secara daring (online) maupun semi daring (semi online) Tujuan TKA (Tes Kemampuan Akademik) adalah untuk: Mengukur capaian akademik siswa secara objektif dan terstandar. Menjadi alat ukur capaian akademik nasional dan bahan pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Menjaga mutu pendidikan dan mendukung seleksi akademik. Menyediakan penilaian yang adil antar sekolah. TKA tidak digunakan sebagai syarat kelulusan, melainkan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara melaksanakan TKA pada gelombang 2, yaitu tanggal 5 dan 6 November 2025, diikuti 103 peserta dalam 3 sesi. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik), mata pelajaran yang diujikan bervariasi tergantung pada jenjang pendidikan, dengan fokus pada Bahasa Indonesia, Matematika, dan pilihan mata pelajaran lainnya. Adapun yang diujikan ialah Mata Pelajaran Wajib: Bahasa Indonesia: Mengukur kemampuan analisis teks dan penulisan esai. Bahasa Inggris: Menguji kemampuan membaca dan memahami teks berbahasa Inggris. Matematika: Mencakup topik seperti statistik dan trigonometri. Mata Pelajaran Pilihan: Dua mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih siswa sesuai dengan peminatan mereka, seperti Fisika, Kimia, atau mata pelajaran kejuruan. TKA kali ini diawasi oleh pengawas silang dari MA Mada Nusantara Tegalsambi (Intan Khurayyah, S.Pd.) dan MA Al Anwar ( Evi Shofwatul Izza, S.Pd.) selama 2 hari. “Alhamdulillah pelaksanaan berjalan baik dan kondusif, semoga siswa-siswi mendapatkan hasil yang diharapkan”. Ujar Fathur Rohman(Proktor)  
Selengkapnya
Gambar Peringatan Maulid Nabi di MTS-MA NU Nahdlatul Fata, Gus Ghozi Ajak Generasi Muda Mengembangkan Ilmu
07-09-2025, 08:55

Peringatan Maulid Nabi di MTS-MA NU Nahdlatul Fata, Gus Ghozi Ajak Generasi Muda Mengembangkan Ilmu

Dalam rangka membangun karakter siswa dan mensyiarkan ajaran agama, MTS-MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan hari ini, Sabtu 6 September 2025 menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Kegiatan yang melibatkan ratusan siswa-siswi, Dewan guru dan Tenaga Kependidikan digelar di masjid Baitu Hidayatit Taqwa Petekeyan Jepara. Hadir Kepala MTs Nahdlatul Fata H. Subekhan dan Kepala MA NU Nahdlatul Fata H. Nur Khandir. Bertindak sebagai pembicara K. Ghozi Abdul Rohman, Pengasuh Pondok Pesantren Salaf- Modern Nurul Huda Mantingan Jepara.Mengambil tema, " Meneladani Nabi sebagai Budaya Islami", acara diawali dengan rentetan shalawat Nabi oleh grup hadlrah El Fata yang diikuti seluruh jamaah yang hadir pada acara tersebut. Rancak rebana dan calty menambah semangat bershalawat. Seluruh peserta duduk berbaris rapi dan khidmat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dipandu Host Ines Naura Fauzia dan Kamila Sausa Nabila. H. Nur Khandir, Kepala MA NU Nahdlatul Fata dalam sambutannya mengapresiasi kepada petugas kegiatan yang diisi oleh siswa-siswi, di antaranya pembaca Tilawatil Qur'an oleh Bilal Din Ali, Tahlil oleh Haris Husain, dan pembacaan Maulid Nabi dari grup Hadroh El Fata.Lebih lanjut Kepala Madrasah mengajak kepada siswa-siswi untuk meneladani Nabi baik Akhlaqnya maupun perjuangannya." Baginda Nabi Muhammad Saw. tidak hanya memberi nasihat, tetapi beliau memberi contoh secara langsung. Sejarah mencatat Nabi memimpin langsung peperangan 27 kali ( ghozwah) sedangkan 38 kali beliau tidak ikut berperang ( sariyah). Nabi berjuang tidak hanya jiwa raganya, tetapi juga harta bendanya digunakan untuk berjuang. Ini membuktikan bahwa perjuangan Nabi Muhammad Saw. secara totalitas, lahir batin, dengan jiwa dan harta. Inilah yang patut kita teladani dari beliau, Baginda Nabi Muhammad Saw. ", tutur H. Nur Khandir.K. Ghozi Abdul Rohman yang didaulat menjadi pembicara berpesan agar peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.  menjadi momentum yang dapat menggugah semangat untuk menghidupkan sunnah- sunnah Nabi ( ihyaus sunnah), meneladani Nabi, baik dalam personality maupun kiprah dan perjuangannya. " Mari kita terus belajar menguasai berbagai ilmu, baik ilmu umum maupun agama, karena hidup harus balance.  Lanjutkan belajar kalian nanti, karena tugas kita adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu yang diwariskan Nabi kepada para ulama. Nabi tidak mewariskan harta dan benda, tapi  yang beliau wariskan adalah Ilmu. Oleh karena itu, kita berkewajiban menjaga warisan tersebut dan meneruskan pada generasi berikutnya.", tegas Gus Ghozi. ( Sub)
Selengkapnya
Gambar Komitmen Pendidikan Drs. H. Nur Khandir, Dewan Pendidikan Jepara
26-08-2025, 12:40

Komitmen Pendidikan Drs. H. Nur Khandir, Dewan Pendidikan Jepara

Usianya cukup matang, namun dari performanya ia terlihat masih energik, bersemangat, berpenampilan muda, apalagi kalau berbicara tentang pendidikan. Pria yang terlahir bernama Nur Khandir lahir di Jepara, 8 Agustus 1966 ini sangat concen tentang pendidikan. Hampir seluruh hidupnya diabdikan untuk pendidikan. Ia mulai terjun ke dunia pendidikan sejak tahun 1993- 2012 sebagai guru MI Nahdlatul Fata Petekeyan, 1994- 2001 sebagai guru MTs Mafatihul Akhlaq Demangan, dan sejak tahun 1996 sampai sekarang mengabdikan diri di MTS-MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan. Ia juga pernah menjadi pengajar di Wajar Dikdas dan Paket C di Ponpes Nurul Huda Mantingan. Pendidikan formalnya ditempuh mulai jenjang MI Nahdlatul Fata Petekeyan, MTs- MA Darul Hikmah Menganti, IAIN Walisongo Semarang, dan Unwahas Semarang, sedangkan Pendidikan nonformal diperoleh di Pondok Al Mukmin Petekeyan, Ponpes Nurul Huda Mantingan, dan Ponpes Al Hadlir Randu Garut Mangkang Semarang. Dalam dunia pendidikan, ia dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan care, dan solutif terhadap berbagai persoalan. Tiap pagi ia sudah berada di madrasah pukul 06.30 siap menyambut siswa-siswi masuk sekolah seraya membentuk kepribadian siswa-siswi untuk membiasakan budaya " nderek langkung". Kepada dewan guru ia selalu berpesan agar ikhlas dalam mengajar dalam arti menambah nilai plus dalam setiap mengajar dan jangan sampai absen kecuali sakit dan keluarganya meninggal. Dalam ranah organisasi berbagai jabatan pernah diemban; Kepala MTs Nahdlatul Fata 1996-2012, Kepala MA NU Nahdlatul Fata 2013- sekarang, Wakil Ketua KKMTs 02 Jepara 2010- 2014. Ketua PC Pergunu Jepara 2015- 2021, Pembina Yapi Nahdlatul Fata, Ketua KKMA 02 Jepara 2019 sampai sekarang, Dewan Pendidikan Jepara 2025- 2030, dan berbagai jabatan keagamaan lainnya. Di tengah kesibukannya sebagai pengajar dan aktif di berbagai organisasi, H. Nur Khandir dikenal sebagai sosok yang produktif dalam menghasilkan karya berbentuk buku. Ada 7 buku yang telah diterbitkan, yaitu: Jejak dan Tokoh (Mencari Format Ideal Pendidikan), Desaku dalam Bidikan Wartawan, Pelangi Pendidikan, Suka Citaku Bersama Beselit Sahabatku, Legenda Masjid Tua, Impianku Bersama Qoryah Thoyyibah, dan LP. Ma'arif NU Jepara Undercover ( Kugapai dalam Kenangan). Obsesinya dalam menghadirkan lembaga pendidikan yang bermutu dapat dilihat dalam satu tulisannya, " Refleksi Pendidikan Ma' arif NU, sebuah Proyeksi dan Idealisme". Ia menawarkan kiat Madrasah/ Sekolah maju dari sudut manajemen Kepala Madrasah/ Sekolah, yaitu memiliki visi-misi, membangun Tim Work yang solid, peningkatan kompetensi guru dan Tendik, Evaluasi dan Supervisi secara berkala, penggunaan IT, kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat, sarana dan prasarana yang memadai, melibatkan murid, membangun budaya mutu, monitoring, dan merayakan prestasi. Selamat mengemban tugas, semoga membawa kemajuan pendidikan di Jepara. * Penulis adalah Kepala MTs Nahdlatul Fata Petekeyan
Selengkapnya
Gambar MAKNA BAHASA
06-08-2025, 09:56

MAKNA BAHASA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga dapat dipahami sebagai alat komunikasi antar manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Penjelasan lebih lanjut:Sistem lambang bunyi: Bahasa terdiri dari bunyi-bunyi yang diucapkan dan memiliki makna tertentu. Arbitrer: Pilihan lambang bunyi untuk suatu makna bersifat kesepakatan dalam suatu masyarakat bahasa, bukan hubungan alami. Masyarakat: Bahasa digunakan dalam konteks sosial, oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya dan cara berkomunikasi. Bekerja sama: Bahasa memungkinkan orang untuk berkolaborasi dalam berbagai aktivitas. Berinteraksi: Bahasa memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan membangun hubungan. Mengidentifikasi diri: Bahasa dapat menjadi penanda identitas kelompok atau individu. 
Selengkapnya
© 2024 - 2025 MTs MA NU Nahdlatul Fata, Eegyo SIMS. All Rights Reserved